TIMES REMBANG, REMBANG – Proyek perbaikan jalan di jalur penghubung antara Desa Gunungsari dan Desa Kuwangsan Kabupaten Rembang yang belum lama rampung kembali diterpa masalah serius. Badan jalan di ruas vital ini dilaporkan amblas parah hanya berselang beberapa waktu setelah rekonstruksi selesai, menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat dan pengguna jalan.
Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi jalan yang memprihatinkan. Aspal tampak retak memanjang, dan sebagian besar permukaannya telah turun drastis, membentuk celah dan penurunan yang signifikan. Indikasi kuat menunjukkan adanya pergerakan atau penurunan tanah yang masif di bawah struktur jalan.
Kerusakan yang terjadi dalam rentang waktu yang sangat singkat pasca-perbaikan ini memunculkan pertanyaan besar mengenai kualitas konstruksi yang diterapkan serta evaluasi geologis yang dilakukan sebelum proyek dilaksanakan.
Warga setempat menduga bahwa akar permasalahan terletak pada kontur tanah yang lembek dan tidak stabil di lokasi tersebut, sebuah dugaan yang diperkuat oleh riwayat kerusakan berulang di titik yang sama.
Seorang warga Desa Kuwangsan, Sariyadi, menyampaikan keresahannya terkait kondisi ini. "Ini sudah beberapa kali diperbaiki, tapi amblas lagi. Sepertinya tanah di bawahnya memang lembek," ujar Sariyadi.
Sariyadi bahkan memberikan usulan teknis spesifik untuk mengatasi masalah ini secara permanen. Ia menekankan bahwa kondisi tanah yang lembek tidak mampu menahan beban kendaraan bertonase tinggi.
"Saran kami, jalan ini diuruk dengan material yang keras atau dipancang (menggunakan tiang pancang) agar tidak amblas lagi ketika dilewati muatan berat," tambah Sariyadi, menggarisbawahi perlunya solusi jangka panjang yang lebih kokoh.
Dugaan kuat mengarah pada lalu lintas kendaraan bermuatan berat sebagai pemicu percepatan kerusakan, lantaran metode konstruksi sebelumnya gagal mengatasi masalah utama: rendahnya daya dukung tanah di lokasi tersebut. Kerusakan ini mengindikasikan bahwa tanah di bawah jalan tidak memiliki kemampuan memadai untuk menahan beban lateral dan vertikal.
Amblasnya jalan yang merupakan akses vital ini segera menarik perhatian pihak keamanan desa. Mariono, Babinsa Desa Gunungsari, membenarkan insiden tersebut.
"Ya, tadi sudah kami sampaikan ke pihak yang bekerja di jalan Gunungsari menuju Desa Kuwangsan," kata Mariono. Ia menambahkan bahwa laporan kerusakan ini akan segera diteruskan ke dinas terkait. "Katanya mau disampaikan ke Dinas PU (Pekerjaan Umum)," terangnya.
Penyampaian laporan oleh Babinsa ini diharapkan dapat mempercepat respons dari Dinas Pekerjaan Umum untuk segera melakukan tindakan penanganan darurat dan merencanakan perbaikan jangka panjang. Kecepatan penanganan sangat krusial untuk mencegah kerusakan meluas dan menghindari risiko kecelakaan, mengingat amblasnya jalan cukup dalam.
Masyarakat menuntut agar Dinas PU segera melakukan evaluasi mendalam terhadap proyek yang baru selesai tersebut. Warga berharap perbaikan kali ini tidak lagi bersifat sementara, melainkan mengadopsi solusi teknis yang lebih kokoh, seperti stabilisasi tanah atau pemasangan fondasi dalam (pancang), sesuai dengan saran warga.
Warga kini menanti tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk menjamin keselamatan dan kelancaran akses transportasi di jalur Gunungsari-Kuwangsan, terutama di daerah dengan kondisi geologis yang rentan terhadap pergerakan dan penurunan tanah. (*)
| Pewarta | : Ezra Vandika |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |