TIMES REMBANG, REMBANG – Bagi wisatawan atau pelintas yang sedang berada di Kabupaten Rembang, ada satu kuliner khas Rembang yang sayang untuk dilewatkan, Sate Laler. Jangan terkecoh dengan namanya. Meskipun "Laler" dalam bahasa Jawa berarti lalat, sate yang legendaris ini sama sekali tidak terbuat dari serangga, melainkan dari bahan daging yang umumnya dikonsumsi.
Sate yang menjadi kekhasan "Bumi Kartini" ini terbuat dari daging kambing. Namun, yang membedakannya dengan sate kambing biasa adalah ukurannya. Potongan daging kambing pada Sate Laler dibuat cenderung mini atau sangat kecil, yang konon ukurannya inilah yang disamakan dengan lalat, sehingga melekatlah nama unik tersebut. Ukuran yang mini ini juga membuatnya mudah untuk disantap dalam satu suapan.
Penyajian Sate Laler tidak jauh berbeda dengan sate kambing pada umumnya, namun tetap memiliki sentuhan khas yang membuatnya istimewa. Sate yang sudah matang disajikan di atas cobek dari tanah liat. Kemudian, ia disiram dengan sambal kecap pedas-manis, serta dilengkapi irisan bawang merah dan tomat segar.
Cita rasa yang ditawarkan adalah kombinasi yang memanjakan lidah: empuk (tekstur dagingnya), gurih, manis, dan sedikit pedas dari sambal kecapnya. Sensasi hangat dan gurihnya daging kambing langsung terasa pada suapan pertama, terutama jika mendapatkan bagian tusuk yang terdapat lemak, yang sensasinya disebut-sebut "makin Nyess". Tambahan irisan tomat segar memberikan rasa asam-asam yang menyegarkan.

Keunikan lain dari pengalaman menyantap Sate Laler adalah pada penyajian nasinya. Nasi disajikan terpisah dan dibungkus menggunakan daun jati. Pembungkus alami ini tidak hanya menjaga kehangatan nasi dalam waktu lama tetapi juga memberikan aroma yang khas. Ukuran satu porsi nasinya sering disamakan dengan dua kali ukuran nasi kucing.
Sate Laler juga dikenal sebagai kuliner yang ramah di kantong. Biasanya, satu porsi berisi 10 tusuk dibanderol dengan harga sekitar Rp 20.000 saja. Harga yang terjangkau ini menjadikannya pilihan favorit untuk kuliner malam yang mengenyangkan.
Penjual Sate Laler cukup mudah ditemukan di Rembang. Mereka biasanya mulai berdagang saat petang hingga malam hari, seringkali di sepanjang trotoar Jalan Kartini, Rembang. Mereka memanfaatkan area di depan kios atau ruko yang sudah tutup sebagai lapak mereka. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sate Laler Daun Jati Khas Rembang, Potongan Daging Kambing Super Empuk dan Harga Merakyat
| Pewarta | : Ezra Vandika |
| Editor | : Deasy Mayasari |