TIMES REMBANG, JAKARTA – Sutradara Riri Riza mengemukakan bahwa film garapannya yang juga diproduseri oleh Mira Lesmana, Nicholas Saputra dan Toto Prasetyanto yakni "Rangga & Cinta" mendapatkan respon positif dalam gelaran Busan International Film Festival (BIFF) 2025, Korea Selatan.
"Respon yang kami dapat mengejutkan banget,itu karena banyak sekali yang merasa bisa langsung terhubung dengan waktu, dan perasaan-perasaan dari Rangga dan Cinta dan semua geng cinta terhadap mereka," ungkap Riri dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta dilansir antaranews.com, Senin (29/9/2025).
Riri menambahkan bahwa film yang berbalut persahabatan, percintaan dan musikal ini menurutnya memiliki keunikan tersendiri sehingga mendapatkan sambutan hangat dalam gelaran festival film internasional itu.
Pada kesempatan yang sama, pemeran Cinta yakni Leya Princy mengungkapkan bahwa kala berada dalam rangkaian gelaran BIFF, dan pemutaran perdana film yang dibintanginya itu, ia mengaku beberapa orang seketika mengenalinya dan mengakui kagum atas peran yang ia lakoni Bersama dengan El Putra Sarira yang memerankan Rangga.
El Putra juga mengakui bersyukur film Rangga & Cinta berhasil memikat penonton asal Korea Selatan dan Jepang dalam gelaran BIFF.
"Waktu itu ada yang dari Jepang juga Korea untuk nonton Rangga dan Cinta. Jadi itu sebuah momen dan hal yang tidak akan pernah dilupakan," tambahnya.
Film Rangga & Cinta merupakan film produksi ulang yang merujuk dari judul popular yakni Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang rilis pada 2002.
Drama popular era 2000-an itu kini telah dibuat ulang dengan sentuhan yang segar lewat genre musikal dengan menghadirkan sejumlah pemain anyar yang dibintangi Leya Princy sebagai Cinta, El Putra Sarira sebagai Rangga, Daniella Tumiwa sebagai Karmen, Rafly Altama sebagai Mamet, Katyana Mawira sebagai Milly, Kyandra Sembel sebagai Maura, dan Jasmine Nadya sebagai Alya.
Film ini akan ditayangkan di bioskop Indonesia mulai 2 Oktober 2025.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa masalah katarak bukan hanya persoalan medis, tetapi juga sosial.
Dengan deteksi dini, pemeriksaan rutin, serta gaya hidup sehat, masyarakat dapat menurunkan risiko kebutaan yang sebenarnya bisa dicegah.
"Melalui program sosial ini, kami tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini serta pola hidup sehat untuk mencegah katarak,” ujar Yoseph. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: "Rangga & Cinta" Curi Perhatian di Busan, Penonton Korea-Jepang Terpesona
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |